Sabtu, 08 Juni 2013

Meningkatkan Ketahanan Pangan Indonesia Berbasis Sumber Daya Lokal



Meningkatkan Ketahanan Pangan Indonesia Berbasis Sumber Daya Lokal


KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas softskill ini tepat waktunya yang berjudul Ketahanan Pangan Indonesia”
    Makalah ini disusun agar dapat mengetahui pengertian serta memahami Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
    Makalah ini berisikan tentang pengertian Ketahanan Pangan Indonesia    Saya juga berterima kasih terhadap sumber informasi yang ada. Karena sangat membantu dalam penyusuna makalah ini. Diharapkan makalah ini juga dapat memberikan informasi untuk kita semua  Ketahanan Pangan Indonesia


Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Akhir kata, saya sampaikan terima kasih  . Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua yang membacanya..Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunianya.  amin. ;                           
  



Bekasi , 30 April 2013
                                                                                                                                                 
     
                                          Irwan Leonardo
                                                    


BAB 1
PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Menurut UU RI nomor 7 tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa pangan merupakan hak asasi bagi setiap individu di Indonesia. Oleh karena itu terpenuhinya kebutuhan pangan di dalam suatu negara merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi. Selain itu pangan juga memegang kebijakan penting dan strategis di Indonesia berdasar pada pengaruh yang dimilikinya secara sosial, ekonomi, dan politik. Konsep ketahanan pangan di Indonesia berdasar pada Undang-Undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Ketahanan pangan adalah suatu kondisi dimana setiap individu dan rumahtangga memiliki akses secara fisik, ekonomi, dan ketersediaan pangan yang cukup, aman, serta bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Selain itu aspek pemenuhan kebutuhan pangan penduduk secara merata dengan harga yang terjangakau oleh masyarakat juga tidak boleh dilupakan. Konsep ketahanan pangan dapat diterapkan untuk menyatakan situasi pangan pada berbagai tingkatan yaitu tingkat global, nasional, regional, dan tingkat rumah tangga serta individu yang merupakan suatu rangkaian system hirarkis. Hal ini menunjukkan bahwa konsep ketahanan pangan sangat luas dan beragam serta merupakan permasalahan yang kompleks. Namun demikian dari luas dan beragamnya konsep ketahanan pangan tersebut intinya bertujuan untuk mewujudkan terjaminnya ketersediaan pangan bagi umat manusia. Bagi Indonesia, ketahanan pangan masih sebatas konsep. Pada prakteknya, permasalahan ketahanan pangan di Indonesia masih terus terjadi, masalah ini mencakup empat aspek aspek pertama ialah aspek produksi dan ketersediaan pangan. Ketahanan pangan menghendaki ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk dan setiap rumah tangga. Dalam arti setiap penduduk dan rumah tangga mampu untuk mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan gizi yang cukup. Permasalahan aspek produksi diawali dengan ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan produksi pangan yang relatif lebih lambat dari pertumbuhan permintaannya. Permasalahan ini akan berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan.







BAB II
PEMBAHASAN

http://ketapang.deliserdangkab.go.id/wp-content/uploads/2013/03/pangan-lokal2.jpg
Ketersediaan bahan pangan bagi penduduk akan semakin terbatas akibat kesenjangan yang terjadi antara produksi dan permintaan. Selama ini, permasalahan ini dapat diatasi dengan impor bahan pangan tersebut. Namun, sampai kapan bangsa ini akan mengimpor bahan pangan dari luar? Karena hal ini tidak akan membuat bangsa ini berkembang. Sebaliknya akan mengancam stabilitas ketahanan pangan di Indonesia dan juga mengancam produk dalam negeri. Aspek selanjutnya ialah aspek distribusi. Permasalahan di dalam permbangunan ketahanan pangan adalah distribusi pangan dari daerah sentra produksi ke konsumen di suatu wilayah. Distribusi adalah suatu proses pengangkutan bahan pangan dari suatu tempat ke tempat lain, biasanya dari produsen ke konsumen. Berikut ini merupakan ilustrasi yang menggambarkan permasalahan distribusi pangan di Indonesia. Thailand merupakan negara pengekspor beras terbesar di dunia, sementara Indonesia merupakan negara pengimport beras. Berdasarkan data, harga produksi rata-rata gabah atau beras antara Indonesia dan Thailand tidak terlalu berbeda jauh sekitar 100 USD per ton. Namun harga beras di pasaran antara Thailand dan Indonesia cukup berbeda jauh. Harga beras di Indonesia sampai awal tahun 2004 berkisar antara Rp. 2.750, 00 – Rp. 3.000, 00. Harga beras di Thailand lebih lebih murah dibandingkan itu. Hal ini dapat menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi tidak hanya pada skala produksi, namun juga terdapat pada rantai distribusi beras tersebut dapat sampai pada konsumen. Berikut ini ada empat akar permasalahan pada distribusi pangan, yang dihadapi. Pertama, dukungan infrastruktur, yaitu kurangnya dukungan akses terhadap pembangunan sarana jalan, jembatan, dan lainnya. Kedua, sarana transportasi, yakni kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat di dalam pemeliharaan sarana transportasi kita. Ketiga, sistem transportasi, yakni sistem transportasi negara kita yang masih kurang efektif dan efisien. Selain itu juga kurangnya koordinasi antara setiap moda transportasi mengakibatkan bahan pangan yang diangkut sering terlambat sampai ke tempat tujuan. (4) masalah keamanan dan pungutan liar, yakni pungutan liar yang dilakukan oleh preman sepanjang jalur transportasi di Indonesia masih sering terjadi. Aspek lain yang tak kalah penting ialah aspek konsumsi. Permasalahan dari aspek konsumsi diawali dengan suatu keadaan dimana masyarakat Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang cukup tinggi terhadap bahan pangan beras. Berdasarkan data tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap beras sekitar 134 kg per kapita. Walaupun kita menyadari bahwa beras merupakan bahan pangan pokok utama masyarakat Indonesia. Keadaan ini dapat mengancam ketahanan pangan negara kita. Jika kita melihat bahwa produksi beras Indonesia dari tahun ke tahun yang menurun tidak diimbangi dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras yang terus meningkat. Walaupun selama ini keadaan ini bisa teratasi dengan mengimport beras. Namun sampai kapan negara ini akan terus mengimport beras? Pertanyaan ini perlu kita perhatikan. Pola konsumsi masyarakat terhadap suatu bahan pangan sangat dipengaruhi oleh dua faktor, diantaranya : tingkat pengetahuan masyarakat tersebut terhadap bahan pangan atau makanan yang dikonsumsi dan pendapatan masyarakat. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap bahan pangan juga sangat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat tersebut. Apabila suatu masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bahan pangan yang sehat, bergizi, dan aman untuk dikonsumsi. Maka masyarakat tersebut tentunya akan lebih seksama dalam menentukan pola konsumsi makanan mereka. Selain itu, pendapatan masyarakat sangat berpengaruh di dalam menentukan pola konsumsi masyarakat. Berdasarkan data dari BPS mengenai hubungan antara skor pola pangan harapan (PPH) suatu masyarakat dengan tingkat pengeluaran per kapita per bulan. Terdapat hubungan positif dianta keduanya, yakni semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita per bulan suatu masyarakat maka akan semakin tinggi pula pola pangan harapan masyarakat tersebut. Aspek terkhir ialah aspek kemiskinan. Ketahanan pangan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek kemiskinan. Kemiskinan menjadi penyebab utamanya permasalahan ketahanan pangan di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan tingkat pendapatan masyarakat yang dibawah rata-rata sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Tidak tercukupi pemenuhan kebutuhan masyarakat dikarenan daya beli masyarakat yang rendah juga akan mempengaruhi tidak terpenuhinya status gizi masyarakat. Tidak terpenuhinya status gizi masyarakat akan berdampak pada tingkat produktivitas masyarakat Indonesia yang rendah. Status gizi yang rendah juga berpengaruh pada tingkat kecerdasan generasi muda suatu bangsa. Oleh karena itu daptlah kita lihat dari tahun ke tahun kemiskinan yang dikaitkan dengan tingkat perekonomian, daya beli, dan pendapatan masyarakat yang rendah sangat berpengaruh terhadap stabilitas ketahanan pangan di Indonesia. Dari berbagai aspek permasalahan di atas, sebenarnya ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh bangsa kita agar memiliki ketahanan pangan yang baik. Diantara solusi tersebut ialah diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah suatu proses pemanfaatan dan pengembangan suatu bahan pangan sehingga penyediaannya semakin beragam. Latar belakang pengupayaan diversifikasi pangan adalah melihat potensi negara kita yang sangat besar dalam sumber daya hayati. Indonesia memiliki berbagai macam sumber bahan pangan hayati terutama yang berbasis karbohidrat. Setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik bahan pangan lokal yang sangat berbeda dengan daerah lainnya. Diversifikasi pangan juga merupakan solusi untuk mengatasi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap satu jenis bahan pangan yakni beras. Selanjutnya ialah mendukung secara nyata kegiatan peningkatan pendapatan in situ (income generating activity in situ). Peningkatan pendapatan in situ bertujuan meningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pertanian berbasis sumber daya lokal. Pengertian dari in situ adalah daerah asalnya. Sehingga kegiatan peningkatan pendapatan ini dipusatkan pada daerah asal dengan memanfaatkan sumber daya lokal setempat. Kegiatan ini dapat mengikuti permodelan klaster dimana dalam penerapannya memerlukan integrasi dari berbagai pihak, diantaranya melibatkan sejumlah besar kelompok petani di beberapa wilayah sekaligus. Kegiatan ini juga harus melibatkan integrasi proses hulu-hilir rantai produksi makanan. Pertumbuhan dari kegiatan hulu-hilir membutuhkan dukungan dari teknologi. Teknologi dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Inilah tugas dari akademisi. Akademisi berperan untuk melahirkan penelitian yang tidak hanya dapat diterapkan pada skala lab namun juga dapat diterapkan pada skala industri. Akademisi menjembatani teknologi sehingga dapat diterapkan pada skala industrialisasi. Hal ini meningkatkan efektifitas dan efisiensi industrialisasi. Model kelompok industri meliputi serangkaian program, diantaranya : 1. Pengembangan sumber daya manusia oleh partner industri 2. Persiapan penanaman modal untuk inisiasi konstruksi dan sistem produksi 3. Pengembangan brbagai macam produk pangan yang dapat di proses secara komersial dan dijual ke pasaran 4. Penerapan konsultasi dan pengawasan dalam penanganan komoditas dan keamanan produk kepada para petani sehingga dapat memenuhi kualitas standart yang diterapkan oleh industri 5. Pengembangan dan penerapan operasi prosedur standar dari pabrik 6. Inisiasi dan memperkuat jaringan dengan perusahaan untuk pemasaran produk Klaster merupakan kumpulan berbagai kelompok petani, dimana satu kelompok petani merupakan satu industri kecil yang bekerjasama untuk memproses bahan tertentu dan mengubahnya menjadi bahan setengah jadi utnuk siap dipasok ke industri. Teknologi berperan penting di dalam penginovasian produk sehingga dapat memiliki nilai tambah. Oleh karena itu perlu adanya industrialisasi pengembangan teknologi dari skala lab ke skala industri. Penerapan teknologi ke dalam skala komersial diperlukan adanya kerjasama dengan industri pangan. Kerjasama ini dapat memberikan manfaat kepada pihak petani. Para petani dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui komoditi tertentu yang dijual kepada puhak industri. Secara tidak langsung melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Stakeholder dalam BUMP (Badan Usaha Milik Petani) memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Kelompok petani : Pengupayaan konservasi penanaman tanaman lokal berdasar pada sistem bercocok tanam yang baik (good agriculture practices), menghasilkan komoditas lokal yang dapat memenuhi standar kualitas, 2. Pemerintah lokal : Mengkoordinasi fasilitas dan program inventarisasi untuk rotasi tanaman dan supervisi petani, bekerjasama dengan pihak akademisi untuk meningkatkan produktivitas, bekerjasama dengan pihak industri dalam meningkatkan kontribusi petani di dalam program pengembangan industri, menyediakan alternatif modal untuk pertanian, dan mendukung pengembangan kooperasi dari KUD (Koperasi Unit Desa). 3. Industri : (a) mempersiapkan pembentukan dan manajerial dari kelompok industri yang tergabung dalam empat pilar, yakni kelompok petani, pemerintah lokal, industri, dan akademisi; (b) mempersiapkan rencana strategis untuk pengembangan masa depan industri; (c) percepatan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan di dalam teknologi proses, manajerial sumberdaya manusia, pengaturan tanaman dan industri, termasuk penanaman kembali modal; (d) membuka pasar dan menjamin pemasaran produk; (e) memperkuat pertumbuhan kerjasama dengan pihak industriuntuk pemasaran produk. 4. Akademisi : (a) memfasilitasi pengembangan dari teknologi penanaman dan produk berbasis lokal yang memiliki potensi pasar; (b) merekomendasikan pemecahan masalah di dalam pengembangan industri. Dari keempat elemen ini, tentu saja diperlukan adanya kerjasama dan integrasi yang baik dari setiap stakeholder sehingga dapat menjalankan program pengembangan industri sumber daya lokal. Kegiatan peningkatan pendapatan melalui pengembangan kelompok industri diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkuat ketahanan pangan dalam waktu jangka panjang, diantaranya : (a) meningkatkan nilai tambah dari komoditi lokal; (b) menyediakan komoditi lokal yang memiliki potensi secara komersial; (c) mendorong pengembangan desa melalui kegiatan peningkatan pendapatan berdasar padapertanian lokal; (d) mendukung ketahanan pangan dalam jangka panjang; (e) memberikan solusi terhadap permasalahan pengangguran dan kemiskinan terutama pada masyarakat pedesaan. Melalui diversifikasi pangan dan kegiatan peningkatan peningkatan pendapatan berbasis sumberdaya lokal diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia dalam waktu jangka panjang.

BAB III
PENUTUP

Saran  
Jadi seorang anak bangasa yang bisa melestarikan sumber pangan kita yang ada diindonesia.

Kesimpulan

Kita sebagai manusia yang baik dan sehat kita harus menjaga pangan pangan sekarang , dimana sering orang orang dibawah kita yang sudah merasakan dampak dari pangan pangan yang ada diindonesia.

Jumat, 31 Mei 2013

"Masa depan adalah milik siapa yang percaya pada keindahan mimpi mereka"

"Masa depan adalah milik siapa yang
percaya pada keindahan mimpi mereka"


Mimpi bukanlah milik orang-orang
besar saja atau orang-orang yang Anda
anggap sudah ditakdirkan sukses.
Mimpi bisa diraih siapa saja. Dimulai
dari terwujudnya sebuah mimpi kecil.
Anda pun menjadi percaya, mimpi besar
pun dapat Anda raih. Semuanya dimulai
dari keberanian bermimpi dan
mempercayai mimpi.
Seperti seorang teman, ia sebenarnya
karyawan biasa yang sudah lama
memimpikan pergi ke Italy, karena ia
adalah fans tim sepakbola Italy dan
makanan Italy.
Jika dihitung secara matematis,
gajinya tidak mencukupi untuk
membayar tiket pesawat dan akomodasi
di sana. Tabungannya juga tidak cukup
sebagai jaminan untuk keluarnya visa
dari kedutaan Italy. Tapi inilah
kekuatan mimpi.
Siapa sangka, seorang kenalannya
tahun lalu mengajak ia menjadi
seorang pembimbing summer camp
anak-anak Indonesia di musim liburan
ini. Negaranya boleh ia pilih
sendiri. Dan tentu saja,negara
pilihan pertamanya adalah Italy.
Setelah melalui proses wawancara dan
menunggu selama 1 tahun karena
penuhnya posisi tersebut, ia pun
diterima sebagai pembimbing. Ia pun
terbang dan tinggal selama 1 bulan di
Italy, tanpa perlu mengeluarkan
biaya, malah mendapatkan uang saku!
Irwan, percayalah pada kekuatan mimpi.
Kalau mimpi Anda saat ini belum
terwujud, jangan menyerah! Segila
apapun itu, tetaplah percaya mimpi
Anda pasti akan menjadi kenyataan,
cepat atau lambat!

"Pengembangan dimulai pada saat kita mulai menerima kekurangan kita"

"Pengembangan dimulai pada saat kita
mulai menerima kekurangan kita" -



Kekurangan bukanlah penghalang meraih
sukses. Jangan batasi pikiran dan
kemampuan Anda dengan kekurangan
diri. Bila kita melangkah dan
berusaha disertai iman kepada Allah,
percayalah bahwa tak ada yang tak
mungkin.
Banyak orang yang cacat, tetapi
mereka berhasil membuktikan bahwa
kekurangan bukanlah penghalangan
untuk sukses.
Salah satunya adalah Hee Ah Hee,
pianis Korea berbakat kelahiran tahun
1985. Ia terlahir hanya memiliki 4
jari, masing-masing 2 jari pada
tangan kiri dan 2 jari pada tangan
kanannya. Ia menderita lobster claw
syndrome, jari yang bengkok
menyerupai lobster.
Sewaktu Hee Ah Hee duduk di bangku
TK, ibunya memutuskan agar ia belajar
piano supaya jari-jarinya kuat dan
dapat memegang pinsil untuk menulis.
Awalnya ketika baru 3 bulan belajar,
ia dikeluarkan karena guru sekolahnya
tak sanggup mengajarnya. Tapi
perjuangan ibunya dan Hee Ah Hee
membuahkan hasil. Satu tahun
kemudian, ia sudah menunjukan
kebolehannya dengan memenangkan
kejuaraan piano di TK-nya.
Prestasi itu diikuti dengan
kemenangannya sebagai juara pertama
piano untuk anak-anak cacat di
usianya yang ke-7. Presiden Korea
sendiri yang memberi penghargaan
tersebut. Kini, Hee Ah Hee telah
menggelar ratusan konser di seluruh
dunia, termasuk Indonesia.
Irwan, tidak ada yang tidak mungkin
sepanjang kita ada kemauan dan
berusaha, penuh ketekunan dan pantang
menyerah dalam mencapai mimpi!

PENOLAKAN

"Sebuah penolakan adalah tidak lebih
dari sebuah langkah  yang diperlukan
dalam meraih sukses" - Bo Bennet
Dear Irwan yang setia dan teguh
hatinya,
Jika Anda sedang menghadapi
penolakan:  lamaran pekerjaan yang
ditolak, cinta yang ditolak, ide yang
ditolak, bacalah dulu kisah singkat
orang-orang di bawah ini. Orang-orang
ini membuktikan, penolakan hanyalah
bagian dari sebuah perjalanan
kesuksesan:
  Ide mesin fotokopi Xerox pernah
   ditolak oleh 20 perusahaan. Baru
   setelah 7 tahun penolakan itu, mesin
   fotokopi ini bisa diterima.   Alexander Graham Bell disuruh
   seorang bankir untuk menyingkirkan
  'mainan itu'. Sang bankir menolak
   membeli 'mainan itu' dengan alasan
   tidak membutuhkannya. 'Mainan itu'
   adalah telepon.   Sebanyak 33 penerbit telah menolak
   manuskrip Chicken Soup For The Soul.
   Para editornya percaya, kisah nyata
   pendek yang disusun oleh Jack
   Canfield dan Mark Victor Hansen ini
   tidak menjual. Kini, buku tersebut
   telah terjual lebih dari 100 juta
   kopi di seluruh dunia dan diterbitkan
   dalam 54 bahasa.   Sebuah organisasi yang terdiri dari
   para ahli mengatakan usaha Thomas
   Alfa Edison dalam menciptakan lampu
   listrik sebagai praktik ilmu
   pengetahuan yang sia-sia dan  tak ada
   gunanya mendapatkan perhatian.      Ide cerita Star Wars karya George
   Lucas pernah ditolak oleh
   studio-studio film ternama Hollywood
   dan setiap jaringan televisi Amerika
   Serikat. Tetapi kini film tersebut
   tercatat sebagai salah satu film
   terlaris sepanjang masa dengan
   perolehan total sebesar $4.45 miliar.
   Belum lagi penghasilan dari penjualan
   merchandise-nya.

Kamis, 25 April 2013

TUGAS KERAGAMAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSI KONFLIK



TUGAS KERAGAMAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSI KONFLIK
                                                                                                              

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat serta karunianya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas softskill ini tepat waktunya yang berjudul ‘Keragaman Bangsa Indonesia dan Potensi Konflik  Makalah ini disusun agar dapat mengetahui pengertian serta memahami Keragaman Bangsa Indonesia dan Potensi Konflik’. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
    Saya juga berterima kasih terhadap sumber informasi yang ada. Karena sangat membantu dalam penyusuna makalah ini. Diharapkan makalah ini juga dapat memberikan informasi untuk kita semua tentang Keragaman Bangsa Indonesia dan Potensi Konflik Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.                      
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih  . Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua yang membacanya..Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunianya.  amin. 
                                                                                                                                                                                                             Bekasi , 21 April 2013

                                                                                                                                                                                                                   Irwan Leonardo
                                                                               
                                                                                                                         

























DAFTAR ISI

KataPengantar...................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................
1.2 Tujuan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 penjelasan keragaman bangsa indonesia...................................................
2.2 faktor-faktor yang menyebabkan keragaman di indonesia.....................
2.3 berdasarkan koentjaraningrat...................................................................


BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan...................................................................................................
3.2 Daftar pustaka..............................................................................................






















                                                                                                                             
BAB I
                                                                                                                    PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku,agama,ras,budaya dan bahasa daerah. Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa. Dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.asuku bangsa merupakan bagian dari suatu negara. Dalam setiap suku bangsa terdapat kebudayaan yang berbeda-beda.selain itu masing-masing suku bangsa juga memiliki norma sosial yang mengikat masyarakat di dalamnya agar ta’at dan melakukan segala yang tertera didalamnya. Setiap suku bangsa di indonesia memiliki norma-norma sosial yang berbeda-beda. Dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda,mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsanya (primodialisme). Itu menyebabkan pertentangan\ketidakseimbangan dalam suatu negara(disintegrasi).Secara umum, kompleksitas masyarakat majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horisontal, seperti yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Namun, juga terdapat perbedaan vertikal, berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi (achievement). Indikasi perbedaan-perbedaan tersebut tampak dalam strata sosial ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan dan kondisi permukiman.
Sedangkan perbedaan horisontal diterima sebagai warisan, yang diketahui kemudian bukan faktor utama dalam insiden kerusuhan sosial yang melibatkan antarsuku. Suku tertentu bukan dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya. Bahkan tidak pernah terungkap dalam doktrin ajaran mana pun di Indonesia yang secara absolut menanamkan permusuhan etnik.
Sementara itu, dari perbedaan-perbedaan vertikal, terdapat beberapa hal yang berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumberdaya, alat-alat produksi dan akses ekonomi lainnya. Selain itu juga benturan-benturan kepentingan kekuasaan, politik dan ideologi, serta perluasan batas-batas identitas sosial budaya dari sekelompok etnik. Untuk menghindari diperlukan adanya konsolidasi antar masyarakat yang mengalami perbedaan. Tetapi tidak semua bisa teratasi hanya dengan hal tersebut. Untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan. Selain itu faktor sejarah lah yang mempersatukan ratusan suku bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan kenyataan yang sama di masa lalu. Kita mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu,pancasila sebagai idiologi yang menjadi poros dan tujuan bersama untuk menuju integrasi,kedaulatan dan kemakmuran bersama.

1.2 tujuan


Untuk mengetahui dan memperjelas bagaimana keragaman bangsa indonesia yang sekarang yang mulai dari banyaknya perbedaan yang begitu banyak sehingga dapat memicu terjadinya suatu konflik.



                                                                                                                                   



































BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Penjelasan keragaman bangsa Indonesia


Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa    Indonesia (KBBI) artinya :
1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. (ling) laras (tata bahasa).
Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, budaya, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya.
tapi yang sering terjadi konflik adalah kehidupan berbudaya dan keyakinan. seperti kita lihat banyak yang dapat masalah yang di timbulkan, seperti;
1. Konflik
Konflik merupakan proses sosial disosiatif yang memecah kesatuan dalam masayarakat. Meskipun demikian, tak selamanya konflik itu negatif. Misalnya dari konflik tentang perbedaan pendapat dalam diskusi. Dari konflik pendapat tersebut dapat memperjelas hal-hal yang sebelumnya tidak jelas, menyempurnakan hal-hal yang tidak sempurna, bahkan kesalahan dapat diperbaiki dengan cara-cara kritis dan santun. Berdasarkan tingkatannya, ada dua macam konflik yaitu konflik tingkat ideologi atau gagasan dan konflik tingkat politik. Berdasarkan jenisnya ada tiga, yaitu konflik rasial, konflik antarsuku dan konflik antaragama.
2. Intergrasi
Integrasi adalah saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat antarbagian dalam organisme hidup atau antar anggota di daam masyarakat sehingga terjadi penyatuan hubungan yang dianggap harmonis.
3. Disintegrasi
Disintegrasi atau disorganisasi merupakan suatu keadaan yang tidak serasi pada setiap bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagiannya.
4. Reintegrasi
Reintgrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat.
>> Untuk itu masyarakat dalam menjaga keragaman budaya dibutuhkan ;
1. Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya.
2) Meninggalkan sikap primodialisme terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan ekstrimisme(berlebih-lebihan)
3) Menegakan supremasi hukun yang artinya sutau peraturan formal harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
4) Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5) Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi dan ajudikasi.

2.2
Faktor-faktor yang menyebabkan keragaman di Indonesia

Di Indonesia faktor-faktor yang menyebabkan keberagaman budaya antara lain:
v Suku bangsa
v Bahasa
v Aliran Politik
v Agama
v Masalah Kaya dan Miskin
v Integrasi nasional
Hubungan antara suku bangsa dengan ras sangatlah erat. Perbedaan ras banyak ditunjukan dengan perbedaan biologis fisik. Misalnya ada anggapan bahwa berkulit hitam pasti berambut keriting, sedangkan berkulit kuning berambut lurus. Faktor rasa ini sampai sekarang tidak dapat diubah dengan teknologi dan tidak dapat disembunyikan.

2.3 Berdasarkan Koentjaraningrat

berdasarkan Kondisi kebhinnekaan dalam berbagai aspek kehidupan yang ada di Indonesia menuntut kajian dan analisis kita. Menurut Koentjaraningrat (1993:384) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam menganalisis hubungan antar suku-suku bangsa dan golongan, yaitu:
1.    Sumber-sumberkonflik.
2.    Potensi untuk toleransi.
3.    Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa atau golongan.
4.    Kondisi masyarakat di mana hubungan dan pergaulan antar suku bangsa atau golongan tersebut berlangsung.
Selanjutnya dikatakan pula oleh Koentjaraningrat bahwa sumber-sumber konflik di negara berkembang termasuk Indonesia ada 5, yaitu berikut ini.
1.    Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama.
2.    Kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku bangsa lain.
3.    Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
4.    Konflik akan tejadi kalau suku-suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa lain secara politis.
5.    Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku-suku suatu bangsa yang telah bermusuhan secara adat

                       
























BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dari apa yang saya jabarkan yang menurut saya kini akan menarik kesimpulan dari materi tersebut, yaitu;
1. jangan pernah saling membeda-bedakan apapun yang berbeda dari manusia lainnya. karena kita di ciptakan oleh tuhan itu sama.
2. Hubungan antara suku bangsa dengan ras sangatlah erat. Perbedaan ras banyak ditunjukan dengan perbedaan biologis fisik. Misalnya ada anggapan bahwa berkulit hitam pasti berambut keriting, sedangkan berkulit kuning berambut lurus. Faktor rasa ini sampai sekarang tidak dapat diubah dengan teknologi dan tidak dapat disembunyikan.



3.2 Daftar pustaka