Teori Organisasi
12 05 2009
Organisasi bukan sekadar kumpulan
orang dalam kelompok atau jamaah tertentu. Tetapi organisasi mempunyai
dua atribut inti yakni sekumpulan orang dan sistem. Sistem adalah
kesatuan nilai integral yang dianut dan dipatuhi untuk dijalani bersama
agar mencapai tujuan bersama (bukan sekadar tujuan yang sama).
Sebenarnya texxt
book mengenai bahasan apa itu organisasi dan seluk beluknya
amatlah banyak. Baik terbitan luar negri maupun karangan lokal sudah
sedemikian banyaknya. Ilmu yang spesifik menyebut ‘organisasi’ memang
baru hangat dituangkan dalam bentuk tulisan dan diperbincangkan semenjak
satu hingga dua abad lalu. Walaupun sebenarnya ketika penciptaan
manusia telah menuntut kehidupan sosial, organisasi telah ada. Mungkin
pada abad pertengahan, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain yang seolah
sengaja ditenggelamkan oleh pihak barat, ilmu ‘organisasi’ telah eksis.
Belajar mengenai
organisasi secara utuh bagi mahasiswa atau kalangan terpelajar laiannya;
mulai dari hakikat dasar organisasi, struktur, desain hingga
aplikasinya; rasanya kurang lengkap tanpa menyebut text book yang
satu ini. Buku karangan ahli manajemen dan organisasi; Stephen P.
Robbins. Staf pengajar di San Diego University ini sebenarnya telah
menerbitkan buku dengan judul asli “Organizaion Theory; Structure,
Design & Application” semenjak tahun 1983. Pertama kali terbitan
Prentice Hall. Akan tetapi baru tahun 1994 oleh penerbit Arcan Jakarta
diterjemahkan oleh Jusuf Udaya, dengan judul dalam bahasa Indonesia;
Teori Organisasi; Struktur, Desain dan Aplikasi.
Disajikan dalam 4
bab utama. Bab pertama menyajikan cerita di balik pengertian organisasi.
Selanjutnya membahas apa penyebab struktur atau kata lainnya adalah
skema. Di bab 3 dipaparkan mengenai konsep desain atau bagaimana
merancang organisasi. Dan yang terakhir diceriterakan masalah
kontemporer seputar organisasi dan permasalahannya. Misalnya komunikasi
sampai konflik organisasi.
Organsasi menurut
penulis lebih banyak dikaji secara ilmu administratif. Itulah awal mula
pembahasan organisasi menurut penulis. Walaupun saat ini, apalagi
memasuki era globalisasi dan teknologi informasi, organisasi bukan hanya
dikaji dalam takaran ilmu administratif tetapi telah menjangkau semua
lini pembelajaran dan lintas ilmu. Stephen memulai penggambaran
organisasi dengan sebuah cerita. Yang diberi judul “Celestical
Seasoning”. Ia bercerita mengenai sepasang suami istri yang pada tahun
1971 di Amerika Serikat memulai berjualan obat-obatan dari tanaman.
Diracik sendiri. Sepasang suami istri tersebut bernama Mio Siegel dan
John. Dari mulai bisnis yang ditangani sendiri, hingga ternyata
berkembang pesat. Tak pelak membutuhkan bukan beberapa orang tambahan
pekerja, tetapi struktur yang jelas mengenai pembagian kerja. Dari
situlah dikenalkan bagaimana organisasi terbentuk dan apa hakikat
organisasi.
Seperti telah
dipaparkan tadi bahwa organisasi terbentuk atas dua komponen utama,
yakni orang dan sistem. Dua hal yang saling terikat dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Penulis menyebut teori organisasi berbeda
dengan ‘Perilaku Organisasi’ (PO). PO lebih menekankan pada bahasan
perilaku dan interaksi orang-orang di dalamnya secara mikro. Stephen tak
lupa merangkum teori awal organisasi dan perkembangannya. Mulai dari
‘sistem tertutup’ yang dianut organisasi pada abad 18-19, manajemen
audit, cerita mengenai F. Taylor hingga Miles & Soagan. Stephen
bukan hanya memaparkan teori struktur organisasi yang dikemukakan oleh
Mintzberg (Sederhana, Birokrasi Profesional, Mesin Birokrasi, Divisi dan
Adokrasi), tetapi juga mengemukakan bahasan baru. Ada 3 jenis struktur
yang utama, yakni sentralisasi, formalitas dan kompleksitas. 3 variabel
tersebut yang menjadi pembeda. Dikatakan pula bahwa penyebab terjadinya
struktur dalam perspektif industrialisasi bermula dari proses industri,
kemudian menjadi strategi dan berakhir pada pembuatan struktur
organisasi. Jika dikaitkan dengan perkembangan ilmu yang lebih relevan
saat ini, maka istilah yang cukup mendekati untuk mewakili ‘strategi’
adalah ‘proses bisnis’.
Organisasi terus
berkembang. Baik menuju perubahan maupun malah terpuruk. Terlepas dari
itu semua, penulis membadi model perubahan organisasi menjadi dua jenis.
Yakni model yang direncanakan dan yang terjadi begitu saja. Dalam
perubahan itu pula; lebih tepat diistilahkan dengan perkembangan; ada
konflik-konflik yang terjadi. Ada dua perspektif yang berbeda dalam
memandang konflik. Yakni sebagai sebuah proses yang jelek, atau justru
mengubahnya menjadi tantangan tersendiri yang harus diselesaikan.
Berikut adalah bagan yang mencoba mewakili perkembangan organisasi
menuju proses tumbuh. Dapat dianalogikan menjadi sebuah life cycle
dari organisasi.
Secara umum, ada 5 tahap
krisisyang dialamai organisasi. Dan semuanya bukan merupakan proses yang
secara utuh harus ada dan berurutan. Tetapi bisa berulang dan
berkurang. Teori perkembangan dalam bagan di atas sampai saat ini masih
cukup relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar