Kamis, 29 Maret 2012

41.Kebahagiaan Sejati

Kebahagiaan Sejati

Di sebuah pinggir kota sore hari seorang ibu penjaja pecel sedang mengemasi barang dagangannya yang sudah habis. Kemudian datang seorang tukang becak dan membantu mengemasi dan menaikan barang ibu tersebut ke atas becaknya. Kedua orang tua itu adalah seorang suami istri yang setiap hari bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sesampai di rumah sang anak laki-laki tertuanya masih duduk di depan tv, Andi namanya. Andi tampak tenang-tenang saja tidak membantu menurunkan barang-barang dagangan orangtuanya. Andi memang anak satu-satunya.

Baru saja duduk dan beristirahat Andi langsung berbicara, ” Mak, motorku sudah jelek, aku mau ganti yang baru, di sekolah malu sama teman-teman, dan juga motornya sangat boros”. Meskipun mereka kesusahan mereka selalu memperhatikan anak kesayangannnya. “Tunggu sebulan lagi ya nak, nanti bapak dan ibu tak cari uang tambahan buat beli motormu”.

Hari berganti hari, si bapak bekerja siang dan malam, si ibu bekerja dari pagi sampai sore. Akhirnya sebulan mereka sudah bisa membelikan motor yang agak baru dan bagus untuk dipakai Andi, anaknya.

Begitu seterusnya sampai anaknya lulus kuliah dan bekerja di perusahaan terkemuka. Bapak dan ibu ini masih saja bekerja. Karena si Andi sudah bekerja, maka uang simpanan mereka di tabung. Suatu ketika Andi yang sudah lama bekerja memutuskan untuk berhenti dan membuka usaha baru. Tidak sungkan-sungkan dia meminta tambahan modal usahanya.

Beberapa tahun kemudian Andi sudah menjadi orang sukses. Namun dia selalu lupa untuk menyisihkan sedikit uang kepada orang tuanya. Malah lebih akrab dan sering membantu teman-temannya atau relasi-relasinya dari pada membahagiakan kedua orang tuanya.

Sampai akhirnya satu-persatu orang tuanya meninggal. Andi masih sendiri dan tetap menikmati kekayaannya untuk diri sendiri.

Pada suatu saat Andi bertemu dengan calon istrinya, dan merencakan pernikahan. Semua sudah siap, tinggal waktu pemberkatan Andi kebingungan karena kedua orang tuanya sudah tiada. Sedangkan dia tidak tahu harus meminta kepada siapa untuk mendampingi dia menikah.

Akhirnya dia pulang ke rumahnya, dia bertanya-tanya kepada tetangga sebelah dan menayakan apakah ada mau mendampingi mereka menikah? Tetapi karena tetangga tahu kelakuan Andi mereka tidak mau, malah tetangganya memberi tahukan bahwa sebenarnya andi itu anak angkat .

Tetangga itu bercerita, “Dulu ada orang membuang bayi ke selokan pojok kota. Bapak dan ibu kamu memang sudah lama tidak di karuniai anak, ibu kamu yang setiap pagi berangkat berjualan menemukan kamu, dan akhirnya di rawat. Dulu waktu kecil kamu menderita deman dan sakit tinggi, namun karena dirawat dengan baik akhirnya kamu sekarang menjadi orang yang sehat dan cakep seperti sekarang ini”.

Terkejutlah Andi, ternyata dia sudah begitu tidak mempedulikan kedua orang tua angkatnya yang dari kecil sampai besar sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sukses sekarang ini.

Andi menyadari dan merenungkan, apalah arti semua kesuksesan dan kekayaan tersebut. Kalau orang yang mereka sayangi tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Jauh lebih besar adalah bisa memberikan rasa sayang dan cinta kepada mereka dari pada memberikan harta dan kekayaan. Karena harta akan sirna ketika kita mati, tapi kasih sayang dan cinta akan tetap ada di hati selamanya, dan apa yang bisa kita perbuat ketika orang-orang yang kita sayangi tetapi kita tidak bisa melakukan balasan apa-apa lagi?

Kekayaan, kesejahteraan, kebahagian akan abadi apabila kita bisa membalas kebaikan mereka yang telah mengasihi kita, karena mereka juga berperan serta dalam proses kesuksesan kehidupan kita ini.

 

 http://renungan-harian.com/kebahagiaan-sejati-kristen

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar