19. ASAL USUL DANAU TOBA
Pada
zaman dahulu ada seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah
lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang
utnuk keperluan hidupnya.
Selain
mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ikan ke
sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing,
mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang
banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.
Pada
suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke
sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama dia memancing, tak
seekor ikan pun didapatnya. Kejadian yang begitu belum pernah dia alami.
Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah
terlalu lama tak ada juga kan yang memakan umpan pancingnya, dia jadi
kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia
hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang
langsung menarik pancing itu jauh ke tengah sungai. Hatinya yang tadi
sudah kesal berubah menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan yang
menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama
ia biarkan pancingnya ditarik ikan itu kesana kemari, barulah pancing
itu ditariknya perlahan-lahan. Ketika pancing itu disentakkannya
tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar di ujung
tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak
lepas. Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dari mulut
ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mat apancing itu, ikan
tersebut memandangnya dengan penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu
diletakkannya ke satu tempat dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi.
Perasaannya gembira sekali karena belum pernah dia mendapat ikan sebesar
itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan
itu kalau sudah dipanggang. Ketikan dia meninggalkan sungai utnuk
pulang ke rumahnya hari sudah mulai senja. Setibanya di rumah, lelaki
itu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu ke dapur. Ketika
dia hendak menyalakan api untuk memanggang ika itu, ternyata kayu bakar
di dapurnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar
dari bawah kolong rumahnya. Kemudian, sambil membawa bbeapa potong kayu
bakar dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur.
Pada
saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar
itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan
tempat erhampar bebeapa keping uang emas. Karena terkejut dan heran
mengalami keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk ke
kamar.
Ketika
lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena di
dalam kamar itu berdiri seorang perempuan dengan rambut yang panjang
terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil berdiri
menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. Sesaat kemudian,
perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang lelaki itu
yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat
terpesona karena wajah perempuan yang berdiri di hadapannya luar biasa
cantiknya. Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu meskipun
dahulu dia sudah jaun mengembara ke berbagai negeri.
Karena
hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah
lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu mengawaninya ke
dapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi
masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari
iakn besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai.
Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping uang emas yang
terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya. Setelah beberapa
minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari
lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan
tersebut menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki
itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah
mengungkit asal usul istrinya yang menjelma jadi ikan. Setelah lelaki
itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Setahun
kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri
nama samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak
itu berabiat kurang baik dan pemalas.
Seelah
cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk
ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan
tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.
Suatu
hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang utnuk
ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya,
dengan kesal pergilah dia mengantarkan nsi itu. Di tengah jalan,
sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya di laang, sisa
nasi yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat
menerimanya, si ayah sudah sangat lapar karena nasinya sudah sangat
erlambat sekali diantarkan. Oelh karena itu, maka si ayah jadi sangat
marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa.
Amarahnyamakin bertambah ketika anak nya mengaku bahwa dia yang memakan
sebagian besar dari nasi itu. Kesabaran si ayah menjadi hilang dan dia
pukuli anaknya sambil mengatakan “Anak yang tak bisa diajar. Tidak tahu
diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari
ikan!”
Sambil
menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada
ibunya dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan
yang diucapkan ayahnya kepadanya diceritakan pula. Mendengar cerita
anakny
a itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah
melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada
anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segra pergi mendaki bukit yang
terletak tak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu
tertinggi yang erdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak
segera melakukan prinah ibunya itu. Dia berlari-lari menuju ke bukit
tersebut dan mendakinya.
Ketika
tampak oleh si ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yan
dipanjatnya di atas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak
begitu jauh letaknya dirumah mereka itu. Ketika di tiba ditepi sungai
itu kilat menyamar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat
kemudian dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi
seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itupun banjir besar dan
turun pula hujan yang sangat lebat. Bebrapa waktu kemudian, air sungai
itu sudah meluap ke mana-mana dan tenggelamlah lembah tempat sungai itu
mengalir. Pak Toba tidak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam
oleh genangan air. Lama-kelaman, genangan air itu semakin luas dan
berubah menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinakaan
orang danau toba. Sedang pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama
Pulau Samosir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar