49. rencana Tuhan indah pada waktunya
Rencana Tuhan Indah Pada Waktunya
Ada seorang anak laki-laki
yang berambisi bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan
Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup
untuk dapat membawa nya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur
kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan
dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan
menjadi kenyataan.
Sayang sekali, ketika saatnya tiba
baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena
memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian
melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia
mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti
berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya,
rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.
Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu
bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang
sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak
pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam
gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan
yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan
pertanyaan-pertanya an rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu
kebingungan.
Ia kemudian memutuskan untuk masuk
perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter
dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia
menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien
tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru.
Selama bertahun-tahun, ia telah
menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para
orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra
atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.
Setelah ia menjadi lebih tua maka ia
melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik
bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu
hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh
dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, “Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan.”
Di sana, ia dapat melihat dirinya
sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi
seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi
prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang
seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah
resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang
pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom
jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk
dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur
berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.
Lalu Tuhan berkata, “Sekarang lihatlah
bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju.”
Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan
kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah
diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah
anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.
Kemudian di antara para pasiennya, ia
melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi
seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat
bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui
pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa
dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.
Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan
ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan
telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa,
dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi
prajurit itu.
http://renungan-harian.com/rencana-tuhan-indah-pada-waktunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar